Oleh : Moh. Ridho P. Hasan
Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
Sulawesi Tengah Tahun 2025
Dalam era globalisasi yang semakin pesat, transformasi peradaban menjadi tantangan utama bagi umat Islam dan bangsa Indonesia dalam menjaga keseimbangan antara nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, serta kemajemukan. Internalisasi nilai menjadi kunci utama dalam mengokohkan etika umat agar tetap relevan dalam menghadapi dinamika perubahan sosial, budaya, dan ekonomi.
Keislaman dan Keindonesiaan dalam Menyongsong Transformasi Masyarakat
Islam dan Indonesia memiliki hubungan erat yang mencerminkan harmoni antara agama dan kebangsaan. Sebagai bangsa dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menunjukkan bagaimana Islam dapat berjalan selaras dengan demokrasi, pluralisme, dan kemajuan zaman.
Pentingnya internalisasi nilai dalam masyarakat tidak hanya mencakup aspek keagamaan tetapi juga nilai-nilai kebangsaan yang meneguhkan identitas nasional. Dengan mengedepankan sikap moderat (wasathiyyah), Islam di Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam menyikapi modernitas tanpa kehilangan akar spiritual dan budaya yang khas.
Manifestasi Nilai Kemajemukan dan Kemodernan dalam Transformasi Dunia
Transformasi dunia menuntut umat Islam untuk lebih adaptif terhadap perubahan tanpa kehilangan esensi dari ajaran Islam. Nilai kemajemukan dan kemodernan harus menjadi bagian integral dalam membangun masyarakat yang berorientasi pada kemajuan teknologi, ekonomi, dan sosial.
Dalam konteks ini, terdapat beberapa langkah strategis yang perlu diperhatikan:
Pendidikan Berbasis Nilai: Kurikulum pendidikan harus berorientasi pada pembentukan karakter yang kuat, sehingga generasi muda dapat tumbuh dengan landasan nilai-nilai Islam dan kebangsaan yang kokoh.
Ekonomi Syariah sebagai Pilar Kesejahteraan: Pemanfaatan ekonomi berbasis syariah dan digitalisasi keuangan Islam dapat menjadi solusi dalam membangun masyarakat yang mandiri dan berkeadilan.
Penguatan Dialog Antaragama dan Budaya: Meningkatkan komunikasi dan kerja sama lintas agama guna menciptakan harmoni dalam masyarakat yang multikultural.
Teknologi dan Digitalisasi: Umat Islam harus memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai positif yang dapat memperkuat akhlak dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Sulawesi Tengah sebagai Model Keberagaman dan Kemajuan
Sulawesi Tengah sebagai salah satu daerah dengan keberagaman agama dan budaya yang tinggi memberikan contoh bagaimana internalisasi nilai mampu menjadi solusi dalam menjaga stabilitas sosial. Pasca-konflik Poso, berbagai inisiatif telah dilakukan, termasuk rekonsiliasi berbasis agama dan penguatan ekonomi berbasis komunitas.
Selain itu, perkembangan ekonomi syariah dan industri halal di Palu serta daerah sekitarnya menunjukkan bahwa transformasi peradaban dapat berjalan seiring dengan nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Partisipasi aktif generasi muda dalam penguatan ekonomi kreatif berbasis syariah serta digitalisasi bisnis halal menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam menginternalisasi nilai keislaman dan keindonesiaan dalam kemajuan modern.
Menghadapi transformasi dunia yang semakin dinamis, internalisasi nilai menjadi faktor utama dalam mengokohkan etika umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Keislaman dan keindonesiaan harus terus diperkuat sebagai pilar utama dalam menjaga harmoni sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan mengedepankan nilai-nilai kemajemukan dan kemodernan, Indonesia dapat menjadi contoh peradaban Islam yang adaptif dan progresif di tengah tantangan global yang semakin kompleks.