Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritamahasiswaSulawesi Tengah

HMI Komisariat Teknik dan Komisariat Pertanian Untad Gelar Dialektika Publik: Bahas Peluang dan Pemanfaatan Pertanian dan Perkebunan dalam Hilirisasi dan Industrialisasi

118
×

HMI Komisariat Teknik dan Komisariat Pertanian Untad Gelar Dialektika Publik: Bahas Peluang dan Pemanfaatan Pertanian dan Perkebunan dalam Hilirisasi dan Industrialisasi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Palu, 11 Oktober 2025 – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan semangat intelektual muda terhadap isu-isu strategis nasional, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Teknik dan Pertanian Universitas Tadulako (Untad) sukses menyelenggarakan kegiatan Dialektika Publik bertajuk “Peluang dan Pemanfaatan Pertanian Perkebunan dalam Hilirisasi dan Industrialisasi.”

Kegiatan yang digelar di pelataran BacaRuang Coffee ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, antara lain perwakilan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH), Dinas Perkebunan dan Peternakan, serta akademisi Universitas Tadulako. Forum ini menjadi wadah pertukaran gagasan antara kalangan akademisi, birokrat, dan mahasiswa dalam merumuskan arah pembangunan sektor pertanian dan perkebunan di Sulawesi Tengah.

Example 300x600

Dalam diskusi yang berlangsung hangat dan dinamis, para narasumber menekankan bahwa hilirisasi pertanian tidak bisa dimaknai secara sempit sebagai proses mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Hilirisasi harus dipahami secara kontekstual sesuai peluang ekonomi dan pasar. Salah satu narasumber mencontohkan potensi ekspor ikan segar asal Banggai Laut yang memiliki nilai jual tinggi di pasar luar negeri, khususnya Korea Selatan, dengan harga mencapai Rp400.000 per kilogram ketika dijual dalam kondisi segar.

Konsep yang disebutnya sebagai “one-day marketing” dianggap lebih strategis dibanding pemrosesan lokal apabila nilai tambah ekspor lebih besar. Namun, ia menegaskan bahwa pengolahan hasil pertanian tetap penting apabila orientasinya adalah menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi rakyat.

“Satu bangsa yang hebat adalah bangsa yang orang-orangnya punya pekerjaan,” ujarnya, sambil mencontohkan negara-negara Eropa seperti Prancis yang serius menekan angka pengangguran melalui industri berbasis pertanian.

Forum juga menyoroti kelapa sebagai komoditas unggulan Sulawesi Tengah yang belum dikelola secara optimal. Disebutkan bahwa harga sebutir kelapa di Indonesia berkisar Rp7.000, namun bisa mencapai Rp200.000 di Inggris setelah melalui proses pengolahan dan pemasaran global. Fakta ini menjadi pengingat bagi peserta akan besarnya potensi ekonomi lokal yang belum tergarap maksimal.

Selain aspek ekonomi, narasumber turut menyinggung dimensi sejarah dan identitas bangsa. Ia mengingatkan bahwa nenek moyang Indonesia adalah petani dan pedagang rempah dunia. “Cengkih dari Maluku dahulu bisa ditukar dengan tiga ekor sapi di Eropa,” katanya, menggambarkan betapa tinggi nilai agraris Nusantara di masa lampau.

Meski menyimpan potensi besar, sektor pertanian Indonesia kini menghadapi tantangan serius, salah satunya fenomena ‘aging farmer’ — semakin sedikitnya anak muda yang tertarik untuk bertani. Karena itu, narasumber mengajak mahasiswa untuk tidak memandang rendah profesi petani, melainkan menjadikannya sebagai sektor strategis dan menjanjikan bagi masa depan bangsa.

Melalui kegiatan ini, HMI Komisariat Teknik dan Pertanian Untad berharap dapat melahirkan generasi muda yang kritis, progresif, dan solutif terhadap tantangan sektor pertanian dan perkebunan dalam konteks hilirisasi dan industrialisasi nasional.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *